Valentine.. All About Love, Heart, and Pink.
Inilah perayaan hari kasih sayang pada 14 Februari.
Hari dimana dalam satu tahun yang paling ditunggu oleh suatu pasangan.
Sejatinya bagaimana sejarah Valentine dan bagaimana dengan Islam?!
Valentine menjadi
polemik,
saat Islam mempertanyakan sejarah awal perayaan ini. Valentine yang muncul dari kalangang Kristiani seakan mendoktrin remaja Islam untuk
ikut merayakannya.
Sesuatu yang salah karena meramaikan perayaan yang tidak ada dalam Islam.
Sejarah
Valentine
sendiri tidak jelas, tidak seperti hari
besar lain 25
Desember sebagai hari
natal, atau 12 Rabiul Awal
yang merupakan hari
kelahiran Muhammad
SAW. Ketidakjelasan ini sudah ada sejak jauh-jauh hari.
Menurut Ensiklopedi
Katolik (Catholic
Encyclopedia 1908),
istilah Valentine yang
diambil dari nama "Valentinus"
paling tidak merujuk pada
tiga martir atau santo
(orang suci) yang
berbeda, yaitu: seorang
pastur di Roma, seorang
uskup Interamna, dan
seorang martir di Provinsi
Romawi Africa. Koneksi
antara tiga martir ini
terhadap perayaan hari
kasih sayang tidak
memiliki catatan sejarah
yang jelas. Bahkan Paus
Gelasius II pada tahun 496 Masehi menyatakan bahwa
sebenarnya tidak ada hal
yang diketahui dari ketiga
martir ini.
14 Februari
dirayakan sebagai
peringatan santa
Valentinus sebagai upaya
mengungguli hari raya
Lupercalica (dewa
kesuburan) yang
dirayakan pada tanggal 15
Februari.
Beberapa sumber
menyebutkan bahwa
jenazah santo Hyppolytus
yang diidentifikasi sebagai
jenazah santo Valentinus
diletakkan kedalam sebuah
peti emas dan dikirim ke
gereja Whiterfiar Street
Carmelite Churc di Dublin
Irlandia oleh Paus
Gregorius XVI pada tahun
1836. Sejak itu, banyak
wisatawan yang berziarah
ke gereja ini pada tanggal
14 Februari. Pada tanggal
tersebut sebuah misa
khusus diadakan dan
dipersembahkan kepada
para muda-mudi dan
mereka yang sedang
merajut asmara.
Catatan pertama
dikaitkannya hari besar
santo dengan kasih
sayang dimulai sejak abad
ke-14 di Inggris dan
Perancis, yang meyakini
bahwa 14 Februari
merupakan hari ketika
burung mencari pasangan
hidupnya. Keyakinan ini
ditulis dalam karya
sastrawan Inggris abad
ke-14 bernama Geoffery
Chaucer. Dalam karya
tersebut dia menuliskan: for this
was sent on sent
valentine
day, when every
foul cometh their to
choose his match (inilah yang
dikirim pada hari santo
Valentinus, saat
semua burung datang
kesana untuk memilih
pasangannya).
Sedangkan sumber lainnya dari sebuah
kartu Valentine abad ke-14
yang konon merupakan
bagian dari koleksi
pernaskahan British
Library di London
menceritakan beberapa
legenda santo Valentinus,
diantaranya mencatat
bahwa: sore hari sebelum
Valentinus gugur sebagai
syuhada, ia menulis
sebuah pernyataan cinta
kecil yang diberikan
kepada sipir penjaranya
bertuliskan “dari
Valentinus."
Konon ketika itu serdadu
Romawi dilarang menikah
oleh Kaisar Claudius II,
santo Valentinus secara
rahasia membantu
menikahkan mereka. Itu
sebabnya pada zaman
tersebut para pasangan
yang tengah menjalin
cinta lazim bertukar
catatan dan memanggil
pasangannya sebagai “Valentine".
Sekelumit latar belakang
perayaan Valentine yang
dipaparkan diatas
sebenarnya masih
belum cukup beralasan
untuk mengaitkan 14
Februari dengan hari kasih
sayang.
Namun sepertinya perayaan ini sudah mendarah daging bagi remaja Muslim.
Apa sebenarnya yang ada di benak remaja Muslim jaman sekarang?!
Ikut-ikutan tren?! Hanya meramaikan?! Atau mereka tak mengerti asal-usul sejarahnya?!
Yang jelas, kebiasaan ini harus dirubah sedikit demi sedikit.
Satu sarang untuk anda dari saya, jika anda takut kekasih anda marah karena anda tak mau merayakan Hari Valentine, cukuplah mengucapkan "aku sayang kamu" pada kekasih anda pada saat dirinya membuka mata dari tidurnya. Saya kira itu cukup..
Bukankah kekasih anda lebih menyukai perhatian yang cukup yang diberikan setiap hari daripada perhatian yang berlebih yang diberikan dalam satu hari saja?!
So, say Fucklentine Day, friend!
by: higsweart benetz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar