Kamis, 17 Maret 2011

Gempa dan Tsunami Jepang Buka Mata Peneliti Tentang Atlantis

Kabar mengejutkan datang dari Northampton, Inggris. Dikabarkan peneliti asal Amerika Serikat berhasil menemukan Atlantis, sebuah kota yang dikabarkan hilang sejak ribuan tahun lalu.

Kabar ini menyeruak seiring perkembangan dari gempa Jepang yang disertai tsunami yang meluluhlantahkan sebagian dari Negeri Sakura tersebut. Sejumlah peneliti tersebut mengklaim bahwa mereka telah menemukan titik ordinat Atlantis tenggelam. Menurut mereka, Spanyol sebelah selatan merupakan tempat Kota Legendaris tersebut berada.

Richard Freund mengungkapan bahwa hanya kemungkin banjir bandang (baca: tsunami) dapat menenggelamkan 60 mil daratan. Tapi inilah kekuatan tsunami.

Para peneliti ini, menggunakan berbagai macam peralatan canggih untuk memecahkan salah satu misteri terbesar di dunia ini. Foto satelit yang digunakan memang menunjukkan bahwa Atlantis kemungkinan berada di utara Cardiz, Spanyol. Di lokasi tersebut terdapat tanah rawa Dona Ana Park yang sangat besar yang mereka yakini sebagai dominion kuno atau lebih tepatnya Atlantis. Sedangkan pada 2009 dan 2010 lalu para arkeolog dan geolog menggunakan kombinasi radar bawah tanah, pemetaan digital, dan teknologi bawah air untuk meneliti kawasan tersebut.



Terlebih mereka meyakini bahwa mereka telah menemukan Atlantis karena telah ditemukan semacam kota memorial yang aneh di pusat Spanyol yang bercorak Atlantis tak lama setelah kota tersebut diterjang tsunami.
Hal ini semakin menguatkan bahwa ada keajaiban jika masih ada penduduk Atlantis yang masih selamat, dan mewariskan budayanya pada daerah baru tersebut.



Seperti diketahui, bahwa Plato, seorang filsuf Yunani Kuno merupakan orang pertama yang menulis tentang Atlantis sekitar 26 abad yang silam. Melalui tulisanya tersebut, para peneliti menjadikannya semacam "peta" pencarian Kota Atlantis.

Sepertinya pencarian kota legendaris ini memang tak ada akhirnya. Mungkin hanya Tuhan, dan Plato sajalah yang mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.


by: higsweart benetz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar