Maskapai Continental Airlines yang bermarkas di Houston, Amerika Serikat, dan dua karyawannya yang berkewarganegaraan Amerika Serikat diadili atas dugaan pembunuhan.Para terdakwa antara lain mekanik maskapai Continental John Taylor, 41, Kepala Perawatan Maskapai Continental Stanley Ford, 70, mantan ketua program Concorde pada pembuatan pesawat Aerospatiale Henri Perrier, 80, ahli Aerospatiale pada program Concorde Jacques Herubel, 74, dan Frantzen, 72, yang membawahkan program Concorde pada penerbangan sipil Prancis. Pelaku diancam hukuman hingga lima tahun penjara dan denda 75 ribu euro atau hampir Rpl miliar.
Penyidik sempat berdebat panjang soal penyebab kecelakaan pesawat. Salah satu pihak berpendapat kecelakaan itu terjadi karena adanya serpihan logam di sepanjang jalur Concorde yang diduga jatuh dari pesawat Continental DC-10 beberapa menit sebelum kecelakaan. Sementara itu, pengacara maskapai menegaskan akan menghadirkan 20 saksi mata yang melihat adanya letupan api pada Concorde sesaat sebelum pesawat itu mencapai jalur terdapatnya serpihan logam. Continental bahkan berujar sinis bahwa perusahaan Amerika memang sasaran empuk untuk dijadikan kambing hitam.
Jaksa juga menilai aparat berwenang Prancis telah lalai dalam memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada. Berdasarkan hasil penyidikan diketahui tangki bahan bakar pesawat Concorde tidak mempunyai pelindung dari guncangan yang memadai.Setelah perdebatan yang berlangsung alot, pihak penerbangan Prancis dan penyidik akhirnya sepakat menyimpulkan bahwa penyebab kecelakaan berasal dari serpihan logam milik pesawat Continental DC-10 yang mengenai ban pesawat Concorde. Serpihan karet ban yang sobek lalu masuk ke tangki bahan bakar dan menyebabkan pesawat terbakar.
Saat Concorde Lepas Landas |
Puing - Puing Concorde |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar